Alhamdulillah Pengurus PB PGRI, Membantu Keluarga Almarhum Bpk. Sartono

Rekanan seprofesi yang terhormat, MANTAN Ketua Umum PGRI, Drs Setyadi mengaku lega. Karena usulnya membantu Bpk. Sartono, pencipta lagu Hymne Guru, ternyata direspon pengurus PB PGRI.

“Alhamdulillah pengurus PB PGRI, mau membantu keluarga Almarhum Bpk. Sartono,”

Setyadi menyebut, nasib Bpk. Sartono sangat ironis. Sebab, sebagai pencipta lagu, saat lagunya dirilis pasti ada royalti untuk sang pencipta.

“Tetapi hal itu tidak berlaku bagi pencipta lagu Hymne Guru ini , karena Beliau tidak pernah menerima apa yang disebut royalti. Dia tidak mendapat pensiun meski sudah puluhan tahun mengajar di sekolah negeri,” ujarnya.

Hingga selesai mengajar, statusnya tetap guru tidak tetap (GTT). Saat mengajar pun dia hanya mendapat gaji Rp 60 ribu per bulan. Bahkan, sejak berhenti mengajar di sebuah SMP swasta di Madiun, Jawa Timur, pada 2002 lalu.

“Dia tidak pernah lagi mendapat penghasilan tetap setiap bulan,” ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, keluarga Sartono hanya bergantung pada penghasilan sang istri, Damiyati, yang masih mengajar di salah satu SD negeri setempat.

Padahal karya yang pernah disumbangkan Sartono tidaklah main-main.

Lagu yang kerap dibawakan setiap peringatan Hari Pendidikan Nasional adalah karyawanya yang dibuat pada 1980. “Dirinya tidak pernah mendapat royalty meski Kementerian Pendidikan Nasional mencantumkan lagu itu di beberapa buku sekolah,” beber Setyadi.

Yang dia terima hanya beberapa penghargaan dari para menteri dan pejabat lainnya. Penghargaan itu kini hanya menjadi hiasan dinding di rumah sederhananya di Jalan Halmahera, Nomor 98, Madiun.

Pria kelahiran Madiun 15 Mei 1936 itu, tidak pernah mengeluh apalagi menyesali nasibnya. “Menurut Beliau, apa yang dialaminya dan juga ribuan guru tidak tetap lainnya di seluruh Indonesia adalah risiko pekerjaan yang harus dihadapi dengan sabar,” pungkas Setyadi.

Baca juga : Publikasi Terhadap Hasil UKG Diminta per Wilayah

Demikian informasi ini, semoga bermanfaat dan menjadi bahan perenungan bagi kita. (Sumber : radarpekalongan)

Tweet